Opini Bebas #4

Puasa Ramadhan sebentar lagi, beberapa bahkan telah menjalankannya. 
Begitu banyak hal yang dapat dipetik dari puasa Ramadhan untuk 
kehidupan manusia di dunia dan hasilnya nanti di alam akhirat. 
Ramadhan mengajari bagaimana menjalani hubungan terhadap Allah SWT 
yang lebih mendalam, serta hubungan terhadap sesama manusia dan 
hubungan terhadap alam yang harmonis. Ramadhan merupakan masa training 
dan pemusatan latihan, jika boleh dibilang. Masa training untuk 
menjadi pribadi-pribadi yang mampu melaksanakan ketiga hubungan 
tersebut di atas, sehingga menjadi pribadi muslim yang luar biasa, 
baik di dalam bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan. Menurut Gus 
Solah, berpuasa Ramadhan akan menciptakan kesalehan-kesalehan, 
diantaranya adalah kesalehan ritual, kesalehan sosial, kesalehan 
profesional, dan kesalehan terhadap alam. 

Jika saat ini, lingkungan hidup masih menjadi isu yang setiap hari 
semakin menghangat, maka ada baiknya di bulan Ramadhan ini, setiap 
individu muslim juga menerapkan kesalehan terhadap alam dan kesalehan 
sosial, tentunya setelah kesalehan ritual dijalankan dengan 
sebenar-benarnya. Mengutip surat Ar-Rum ayat 41: "Telah tampak 
kerusakan di darat dan di laut disebabkan ulah tangan manusia, supaya 
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, 
supaya mereka kembali (ke jalan yang benar)". Melihat ayat tersebut, 
maka ada baiknya jika setiap setiap diri seorang muslim juga dibekali 
kesalehan terhadap alam, dan harapannya bukan hanya di dalam bulan 
Ramadhan, melainkan di luar bulan Ramadhan. 

Peduli dan ikut berupaya dalam kelestarian alam dan ekosistemnya, 
merupakan salah satu wujud syukur akan nikmat yang telah Allah SWT 
berikan kepada umat manusia. Nikmat Alamah, merupakan salah satu 
nikmat dari sekian nikmat yang diberikan Allah kepada umat manusia. 

Jika nikmat alamah tidak disyukuri, maka kemungkinan bencana alam akan 
mengintai kehidupan umat manusia. Seperti dalam Quran surat Ibrahim 
ayat 7 : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah 
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka 
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Menurut M. Ali di dalam Kompas, 22 
Februari 2002, krisis ekologi pada dasarnya merupakan krisis 
spiritual. Juga menurut M. Ali, kerusakan alam juga merupakan dampak 
individualisme dan egoisme, selain materialisme yang membuat manusia 
kering dari kesadaran ekologis. Begitu juga adanya kepentingan sesaat 
dan sempit menjadikan manusia tidak peduli dengan integritas dan 
kesehatan ekosistem Bumi. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Al Gore 
mengatakan bahwa krisis lingkungan yang melanda dunia merupakan 
manifestasi nyata dari krisis spiritual. Menilik hal tersebut, sudah 
sepantasnya bulan suci Ramadhan juga dijadikan tempat melatih diri 
untuk membentuk kesalehan dan sikap syukur terhadap nikmat Allah, 
sehingga bulan Ramadhan nantinya akan meluluskan "sarjana-sarjana" 
Ramadhan yang berbakti kepada Allah SWT serta peduli dan mau bergerak 
untuk kelestarian lingkungan hidup dan masyarakat sosial. Wallahu'alam 
bishowab. 

Ditulis dan dipost pertama pada 20 Juli 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Kondisi Burung Liar di Indonesia

Opini Bebas #1

Pindahan Lagi, Lagi-Lagi Pindahan